Istilah bakpia sendiri berasal dari kawasan dialek Hokkian, yaitu terdiri dari dua kata Bak artinya daging dan Pia yang artinya kue. Hal ini berarti kalau secara bahasa arti Bakpia yaitu kudapan manis yang berisi daging.
Karena rasanya yang khas legit, kini kudapan manis bakpia semakin beragam baik dari segi rasa maupun isinya. Diantaranya yaitu bakpia isi daging, bakpia isi kacang hijau, isi keju , cokelat dan lain sebagainya.
Bakpia Nura, menjual kekhasan Jogja untuk merambah Indonesia
Tapi sekarang untuk menikmati bakpia kita tidak harus ke Jogja, bagi anda yang berada di wilayah Salatiga dan sekitarnya anda cukup pesan di Bakpia Nura.
Meskipun bakpia bukanlah khas makanan dari Salatiga, tetapi kalau anda berkunjung ke Salatiga, anda harus mampir ke Bakpia Nura alasannya yaitu kelezatan rasanya tidak kalah dengan Bakpia Pathok khas Jogja yang melegenda alasannya yaitu pembuat Bakpia Nura juga berasal dari Jogja.
Saat ini Bakpia Nura yang dijalankan oleh Ibu Sumarti dan Bapak Purwanto yang beralamat di Tingkir Lor, Salatiga sudah bisa mempekerjakan belasan karyawan warga Salatiga. Nama bakpia hasil olahan ini sendiri diambil dari nama anak tercinta mereka.
Dahulu usaha yang dijalankan Bapak Purwanto bersama istrinya ini juga berada di Jogjakarta. Kemudian seiring perkembangan pemasaran mulai merambah ke Salatiga untuk memasarkan produknya.
Berkat semangat dan kegigihannya dalam berdagang dengan menitipkan bakpia produksi mereka ke toko buah tangan dan kios pasar, dalam satu ahad bakpia Nura bisa terjual 2 kardus besar.
Kemudian dengan modal penjualan 2 kardus bakpia per ahad tersebut, pada tahun 1980 mereka memberanikan diri pindah ke kota Salatiga. Awalnya mereka mengontrak sebuah rumah di wilayah Tingkir Lor yang juga dijadikan sebagai tempat produksi.
Selang setahun kemudian, berkat usaha yang dijalankannya semakin maju, maka rumah tersebut dapat dibeli.
Resep bakpia buatannya sebetulnya hampir sama dengan bakpia pada umumnya. Bakpia atau lebih dikenal dengan pia atau kudapan manis pia yaitu salah satu makanan yang berbahan dasar tepung terigu, yang dicampur dengan gula pasir dan margarin.
Dengan campuran ini nantinya dijadikan sebagai pembungkus kacang hijau campur gula yang ada didalamnya, kemudian dimasukkan oven untuk dipanggang.
Berani berinovasi dalam usaha
Usaha yang dijalankan oleh Bapak Purwanto juga sempat mengalami pasang surut. Tidak mau rugi terus menerus balasannya usahanya sekarang menerapkan cara tidak mendapatkan kembali bakpia yang telah dibeli. Dengan demikian produksi dapat dihitung berapa yang telah terjual.
Dengan 14 karyawan disertai penjualan yang lancar, sekarang usaha bakpia Nura bisa memproduksi 8 sak tepung per hari. Pemasaran juga telah melebar ke luar kota Salatiga, diantaranya Semarang, Solo, Magelang, Ambarawa dan Boyolali.
Sebagai langkah pengembangan bisnis dan memenangkan persaingan pasar, mereka juga melakukan inovasi bisnis dengan membeli mesin pencetak bakpia otomatis demi kelancaran produksi dan meningkatkan omset bisnis bakpia Nura, meski harus dengan cara meminjam dari bank.
Sebaiknya baca juga : 5 Sumber Pendanaan Untuk Mendapatkan Modal Usaha yang Bisa Anda Pilih
Dengan adanya mesin dari Taiwan tersebut produksi memakan waktu yang singkat sehingga jumlah produksi yang dihasilkan semakin banyak dan pemasaran meningkat.
Bapak Purwanto juga memperlakukan para karyawan menyerupai keluarga sendiri, apa yang mereka makan sama dengan yang Bapak Purwanto sekeluarga makan.
Para karyawan yang notabene yaitu tetangga mereka sendiri bekerja 7 – 8 jam per hari dikurangi jam istirahat. Untuk gaji mereka dibedakan menurut jangka waktu mereka telah bekerja dan ketrampilan para pekerja itu sendiri.
Demikian sekelumit dongeng inspiratif dari Bakpia Nura yang berhasil membawa makanan khas kawasan sampai merambah kawasan lain di Indonesia.
Semoga bisa memberi ide kepada Anda.
Sumber http://www.panduaneka.com/