Sabtu, 18 November 2017

Dari Kerajinan Tong Bekas Pemuda Ini Sukses Meraup Jutaan Rupiah Setiap Bulan

Butuh kejelian dan kreativitas untuk merubah sebuah benda yang tidak lagi memiliki kegunaan menjadi benda yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Benda-benda yang biasanya eksklusif dibuang menjadi sampah pun bisa dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai tinggi.

Bagi sebagian orang, drum atau tong bekas tidak lagi mempunyai nilai, bahkan menjadi limbah. Tetapi di tangan Dwi Aribowo dan Jasri, tong bekas bisa dimanfaatkan menjadi banyak sekali kerajinan dan furniture rumah tangga ibarat meja kursi, rak televisi hingga almari.

Kerajinan tong bekas yang unik tersebut dapat dilihat di workshop mereka di Puri Yudhistira Regency No. 11 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah.

Ide awal pembuatan furniture dari tong bekas berasal dari banyaknya limbah tong yang tidak difungsikan. Melihat hal tersebut, dengan menggali isu dan ide dari Google, Dwi Aribowo kemudian berupaya biar tong bekas tersebut dapat dimanfaatkan kembali.

Bersama dengan Jasri, kemudian membuatkan kerajinan furniture dari tong tersebut dikombinasikan dengan kayu sehingga kelihatan lebih minimalis, klasik dan terkesan elegan.

Untuk materi baku tong bekas didapatkan mas Dwi di tempat Kalibening, Kota Salatiga sebagai depo/pengepul tong-tong bekas.

Harga yang ditawarkan oleh mas Dwi Aribowo sendiri cukup variatif, mulai dari kisaran 1 juta hingga 5 juta tergantung dari bentuk dan tingkat kesulitan pesanan.

Konsumen bisa memesan jenis furnitur yang diinginkan, mulai dari bentuk, warna hingga jumlahnya kemudian gres bisa dikerjakan. Lama pengerjaan tergantung jumlah dan model yang diinginkan, rata-rata pesanan bisa dikerjakan dalam waktu 1 hingga 2 minggu.

Butuh kejelian dan kreativitas untuk merubah sebuah benda yang tidak lagi memiliki kegunaan menjadi  Dari Kerajinan Tong Bekas Pemuda Ini Sukses Meraup Jutaan Rupiah Setiap Bulan

Proses pembuatan kerajinan tong bekas


Proses produksi pembuatan furnitur dari tong bekas ini dimulai dari pemotongan tong sesuai kebutuhan. Kemudian dilakukan pembersihkan tong tersebut dari bekas-bekas oli.

Setelah bersih, kemudian dilanjutkan proses pengecatan dan penggabungan dengan unsur-unsur kayu yang sudah dibentuk sedemikian rupa.

Proses yang terakhir ialah finishing biar produk yang dihasilkan menjadi mengkilat. Sementara ini untuk semua proses pengerjaan dilakukan oleh mas Dwi Aribowo dan pak Jasri sendiri.

Meskipun hanya dikerjakan berdua, tetapi dalam satu bulan bisa memproduksi 5 set meja, dimana satu set terdiri dari 4 dingklik dan 1 meja dengan omset rata-rata per bulan bisa mencapai 15 juta.

Untuk ketika ini sebab masih terkendala dalam problem permodalan, produk yang dihasilkan hanya untuk memenuhi pesanan belum bisa menyediakan stok dan display barang.

Mas Dwi mengungkapkan, sebab belum adanya sumber pendanaan bagi bisnisnya ini, terkadang membuat proses produksi menjadi terhambat.

Misalnya saja untuk proses pengecatan, sebab belum ada tempat khusus sehingga masih sangat tergantung pada cuaca, bila sedang turun hujan maka proses pengecatan tidak bisa dilakukan.

Hal lain yang menjadi kendala ialah pemasaran. Tantangan besar yang dihadapi oleh Tongxis Furniture ialah anggapan dari masyarakat yang masih menganggap karya ini belum bernilai tinggi.

Tidak ibarat masyarakat luar negeri yang cenderung lebih menghargai barang-barang bekas yang dimanfaatkan ulang, kebanyakan masyarakat kita lebih suka sesuatu yang baru.

Pemasaran produk furniture dari tong bekas


Untuk pemasaran produk yang diberi label dagang Tongxis Furniture ini di samping melayani pasar lokal Salatiga juga mulai mendapat pesanan dari banyak sekali kota ibarat Solo, Jogjakarta, Semarang dan Jakarta.

Saat ini mas Dwi juga terus melakukan inovasi bisnis guna lebih memperluas dan memenangkan pangsa pasar serta meningkatkan omset bisnisnya.

Mas Dwi Aribowo berharap furnitur hasil produksi dari tong bekas miliknya ini bisa dikenal di mancanegara sehingga memungkinkan produk-produknya lebih tersebar.

Salah satu inovasi yang dilakukannya ketika ini untuk pemasaran selain melalui pameran, mas Dwi juga mulai memanfaatkan sosial media sebagai tempat memperlihatkan produknya.

Ke depan, harapan mas Dwi Aribowo ialah memiliki sebuah website untuk menampilkan display produknya sehingga produk-produk dari Tongxis Furniture bisa dikenal lebih banyak orang.

Di samping itu dengan adanya website dibutuhkan bisa menjadi jembatan komunikasi antara konsumen dan Tongxis Furniture.

Sebaiknya anda baca : 10 Cara Meningkatkan Omset Bisnis untuk Memperoleh Keuntungan Maksimal

Sebagai wangsit untuk kita semua, ingatlah

Sesuatu yang dipandang remeh terkadang tersembunyi manfaat yang besar

Sekian sedikit dongeng wangsit dari Dwi Aribowo yang sukses membuatkan usaha kerajinan tong bekas. Semoga bisa menjadi wangsit dan motivasi dalam bisnis anda.
Sumber http://www.panduaneka.com/

Click to comment